Monday, October 27, 2014

FOR SALE : Majalah Akuntan Indonesia (Rp. 8.000 - Rp.15.000)

FOR SALE : MAJALAH AKUNTAN INDONESIA

edisi :

Desember 2012 - ada 2 pcs @ Rp. 8.000,-

Agustus - September 2013 - hanya 1 pc @ Rp.12.500,-

Januari 2014 - 1 pc @ Rp. 15.000,-

April - Mei 2014 - 1 pc @ Rp. 15.000,-

Juni 2014 - 1 pc  @ Rp. 15.000,-

Juli -  Agustus 2014 - 2 pcs @ Rp. 15.000,- (SISA 1 pc)

September 2014 - 1 pc @ Rp. 15.000,- (SOLD OUT)

Oktober - November 2014 - 1 pc @ Rp. 15.000,- (SOLD OUT)

Desember 2014 - 1 pc @ Rp. 15.000,- (SOLD OUT)

Harga belum termasuk ongkos kirim

Berminat untuk membeli silakan sms ke 085888867755

Terima kasih




Sunday, October 26, 2014

NOT FOR SALE : 100 GREAT BUSINESS IDEAS - part 3

100 GREAT BUSINESS IDEAS
Ide-ide Unik di Balik Sukses Bisnis Miliaran Dollar

oleh Emily Ross & Angus Holland



Bab 1 :
Jalan Panjang Penuh Liku



LIQUID PAPER
...


KETTLE CHIPS
...


DYSON
Isaplah dan lihat

James Dyson akan membenci ini, tapi pencapaian terbesarnya adalah mengubah vacuum cleaner menjadi sebuah simbol status - sebuah objek yang begitu diinginkan orang sehingga mereka bersedia membayar tinggi untuk mendapatkannya. Dyson, seorang insinyur dan penemu, niscaya lebih suka berpikir bahwa publik menghargai kebrilianan teknis di balik penemuannya dan percaya - sebagaimana yang dia percaya sepenuhnya - bahwa penyedot debu para saingannya tidaklah berguna. James Dyson memang orang seperti itu.

Dyson, yang usatu saat pernah berpikir akan menjadi seorang aktor, mempelajari seni dan desain di British Royal College of the Arts. Dia tidak memiliki gelar teknik formal ketika bekerja untuk seorang teman yang menjalankan sebuah perusahaan teknik. Temannya itu menyadari bakat Dyson untuk menciptakan sesuatu dan menempatkannya untuk menciptakan sebuah jenis perahu berlunas datar baru yang disebut Sea Truck. Dyson menambahkan seni penjualan pada bakatnya sebagai seorang desainer dan bisa saja bekerja di perusahaan itu untuk selamanya. Tapi akhirnya dia keluar karena ingin mewujudkan mimpinya sendiri.

Dia membentuk sebuah perusahaan yang memproduksi kontrapsi yang disebut Ball-barrow, sejenis gerobak dorong plastik yang memakai bola pneumatik dan bukannya roda tradisional, meminimalkan kerusakan pada halaman rumput dan bisa meluncur membelah lumpur tanpa kesulitan. Melalui iklan mini di lembar suplemen surat kabar , Dyson mengiklankan produk itu dengan harga tiga kali lipat lebih mahal daripada gerobak dorong konvensional dan sekalipun produk itu dengan cepat merebut pasar domestik, kesuksesannya tidak seberapa. "Masalahnya". tutur Dyson, "adalah pasar untuk gerobak tidak terlalu besar. Idenya bagus, tapi uang yang dihasilkan tidaklah banyak."

Pada 1978 dia mengalihkan perhatiannya pada rincian sebuah barang rumah tangga lainnya, alat penyedot debu, karena dia merasa kesal ketika penyedot debu Hoover usang miliknya tidak cukup kuat mengisap kotoran. Dyson menyimpulkan bila kantong debu penuh, mootor pun akan kehilangan daya sedotnya. Alih-alih membeli model baru yang lebih baik-seperti yang biasanya orang lain lakukan- dia mulai memikirkan ulang soal faktor mendasar sebuah penyedit debu. Setelah menyaksikan bagaimana sebuah kilang kayu lokal memakai sistem baling-baling raksasa untuk memisahkan kayu dari serbuk kayu, dia berpikir teknologi serupa dapat juga diterapkan pada penyedot debu. Dia  membuat sebuah baling-baling mendasar dari karton kardus, memasangnya pada Hoover miliknya dan terperangah melihat bagaimana alat itu bekerja. Toh, alat itu masih membutuhkan penyempurnaan. Pada usia 30 tahun, berkeluarga dan memiliki anak, Dyson mengumpulkan 80 ribu dolar AS dengan menjual seblok tanah dan meminjam uang dari seorang teman, dan mengabdikan 3,5 tahun berikutnya untuk membangun 5.127 prototipe, hidup dari gaji sang istri, Deidre, yang seorang guru dan melakukan penghematan besar-besaran di rumahnya.

"Saya punya banyak keraguan," demikian dia mengaku. Tapi akhirnya dia menghasilkan sebuah desain yang disebutnya sebagai sebuah "baling-baling ganda", mencapai tujuannya membuat mesin yang memakai putaran udara untuk melemparkan debu ke dalam sebuah tabung dan bukannya ke kantong debu tradisional, sehingga daya sedotnya tidak akan pernah berkurang.

Ini seharusnya menjadi akhir dari kisahnya, Tapi ketika Dyson menawarkan prototipenya pada pabrikan-pabrikan besar di Inggris dan Eropa, tidak ada yang menginginkannya, menurut Dyson, terutama karena kehadiran prototipe itu merupakan tamparan bagi kepakaran mereka-jika ada cara lebih baik untuk merancang penyedot debu, mengapa bukan orang mereka yang menemukannya?

Poternsi sukses dengan sebuah firma Amerika berujung pada bencana ketika firma itu mengkhianati perjanjian mereka dan mencuri rancangan Dyson, namun Dyson akhrinya berhasil melisensi teknologi itu pada sebuah perusahaan Jepang, yang memproduksinya dalam warna merah muda dan menjualnya secara lokal dengan nama G-Force seharga 2.000 dolar AS. Pada 1989, produk ini menghasilkan sebuah sensasi pernyataan melek teknologi. Dyson lalu menegosiasikan serangkaian perjanjian lisensi dengan beberapa perusahaan Amerika, yang nyaris saja membangkrutkannya karena pertarungan-pertarungan hukum yang mahal. Tapi apada akhrinya, cukup abanyak versi mesin buatannya yang berhasil memasuki pasar sehingga dia dapat bertahan sampai-dengan peralatan dibiayai oleh Lloyd Bank dan penjualan G-Force- dia mulai menjual mesin penyedot debu atas namanya sendiri di Inggris.

Dia meluncurkan Dyson DC-01 pada Januari 1993, membungkus teknologinya dalam kemasan kuning dan abu-abu, dengan silinder plastik tembus pandang, sehingga Anda dapat melihat debu tersedot masuk. Orang mengira dia gila karena beberapa alasan.  Idenya tentang penyedot debu tanpa kantong adalah sebuah pertaruhan. Rencananya untuk meyaingi perusahaan-perusahaan multinasional adalah kebodohan. Para ahli pemasaran yang melihat mesin tersebut bahwa para konsumen akan jijik melihat debu yang berputar-putar itu. (Dyson dengan tepatnya berpendapat bahwa orang justru akan terpesona.) Dan harganya yanghampir mencapai 350 dolar AS - dua kali lipat dari harga model konvensional - benar-benar menggelikan. Tapi Dyson percaya orang akan senang membayar mahal produk berkualitas superior dan terbukti benar ketika - setelah masa pengenalan yang tidak ingar-bingar dan dua tahun yang penuh ketegangan - dia meyakinkan banyak pengecer besar untuk memasang karyanya di rak penjualan. Dyson pun menjadi penjual penyedot debu tercepat dalam sejarah Inggris.

Dengan tampilannya yang flamboyan, mesin ini tampak lebih seksi daripada saingannya di pasaran. Pendekatannya yang inovatif merupakan pemicu yang tepat bagi pasar yang semakin melek teknologi. Untuk pertama kalinya sebuah peralatan rumah tangga dibuat menarik bagi kaum pria. Kampanye iklannya tidaklah terlalu canggih-dari semua keunggulan mesin itu, kalimat yang diiklankan hanyalah bahwa mesin ini tidak memakai kantong. "Anda tidak akan dapat menjual lebih dari satu pesan pada sekali kesempatan, atau Anda akan kehilangan kepercayaan konsumen Anda," papar Dyson dalam autobiografinya, Against the Odds. "Kami harus menekankan-tanpa keraguan-bahwa mesin kami mengatasi sebuah masalah yang diderita sistem-sistem lainnya."

Secara mendadak, pilihan bagi para pembeli mesin penyedot debu adalah model usang atau model radikal-dan konsumen tahu apa yang mereka sukai. Pada Januari 1996, model DC-1 Dyson yang berbentuk vertikal menjadi mesin penyedot debu vertikal paling populer, kemudian pada tahun itu juga mesin Dyson dilipput dalam acara berita BBC sebagai alat pembersih yang digunakan untuk membersihkan tangga luar Downing Street nomor 10 dalam presiapan kunjungan Presiden Prancis, Francois Mitterand. Serangkaian model lain menyusul, dalam beragam warna cerah, mendorong keuntungan tahunan mencapai 173 juta dolar AS pada 2005.

James Dyson kini merupakan salah seorang terkaya di Inggris, dengan kekayaan di atas satu miliar dolar AS. Pada 2003 dia membeli sebuah rumah mewah bergaya Georgia seharga 35 juta dolar AS dengan taman bermain yang dirancang Capability Brown. Dia telah diundang bergabung dengan berbagai dewan desainer dan ditunjuk sebagai penasihat pemerintah dalam bidang manufaktur , sekalipun terjadi skandal saat dia memutuskan memindahkan produksinya ke Malaysia. "Itu agak meresahkan," katanya mengenai pemindahan itu. "Benar-benar masa yang sulit ketika harus membuat orang menganggur."

Tapi posisinya masih jauh dari aman. Dia menguasai seratus persen bisnisnya dan menolak menjual sahamnya secuil pun, beralasan risikonya membuatnya tetap waspada. Seseorang yang tanpa kompromi dan melarang pemakaian jas dan dasi di perusahaannya (karena percaya bahwa kedua benda tersebut menghambat kreativitas), dia melewati berbagai pertarungan hukum, pertama untuk mempertahankan patennya, lalu melawan Hoover ketika perusahaan itu meniru rancangannya (dia menang).

Kini dia- setelah melewati sekian banyak kesulitan- berada dalam posisi untuk menjalankan bisnisnya sesuai keinginannya. Dia membelikan kursi ergonomis yang bergaya untuk semua stafnya dan membangun semua meja kerja yang berjumlah 2.875 buah dengan tenaga kerjanya sendiri. Kantin kantor sebenarnya merupakan sebuah delicatessen. Tidak ada dinding-dinding internal dan tidak ada furnitur yang lebih tinggi daripada tiga kaki. Penggunaan memo diharamkan dan orang harus berkomunikasi dengan percakapan. "Kami mencoba mendiring orang untuk melakukan hal-hal dalam cara yang berbeda," kata DYson, yang lebih menyukai karyawan yang baru saja lulus dari sekolah desain.

Dia mengklaim bahwa rangakaian mesin cucinya (yang disebut Counterrotator) sama mengebrak dengan rancangan "baling-baling ganda" miliknya, dan melekatkan harga yang sesuai. Ada rencana untuk membuat sebuah penyedot debu robotik, yang telah lama dipublikasikan namun belum dipasarkan karena penundaan-model awal akan dijual seharga 2.700 dolar AS di toko-toko, sehingga Dyson memerintahkan untuk dibuat ulang agar harganya lebih terjangkau. Dan ketimbang memakai teknologi robotiknya dari luar, Dyson mempekerjakan para lulusan untuk mengembangkan sistem mereka sendiri. Ada sekitar seribu paten Dyson dan desain-desain lain yang tak terhitung jumlahnya yang masih dalam pertimbangan (dan masih disimpan rapi).

Rencananya adalah membuat Dyson sebagai sebuah merek global, yang bersinonim dengan produk-produk inovatif dengan harga premium. Tahap pertama-pasar Inggris-telah rampung. Tahap kedua, menaklukkan AS, tengah berjalan denganr tingkat penjualan penyedot debu yang kuat sejak 2002, dan Dyson juga digemari di Australia, Jepang dan Prancis. Tahap ketiga, membuat Dyson menjadi terkenal di setiap rumah di seluruh dunia, tampaknya hanya soal waktu. Pada November 2006, James Dyson menghadiahkan dirinya sebuah payout sebesar 61,5 juta dolar AS, sebuah pembayaran yang dipercayanya merupakan sebuah imbalan untuk semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun/


... to be continue ...THE KELLOG COMPANY

NOT FOR SALE : 100 GREAT BUSINESS IDEAS - part 2

100 GREAT BUSINESS IDEAS
Ide-ide Unik di Balik Sukses Bisnis Miliaran Dollar

oleh Emily Ross & Angus Holland



Bab 1 :
Jalan Panjang Penuh Liku



LIQUID PAPER
...
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4913310242790438627#editor/target=post;postID=7667026561005988725;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=7;src=postname


KETTLE CHIPS
Sebuah jalan hidup tangan ke mulut

"Dostoevsky pernah menggambarkan sesuatu yang bertele-tele dengan mengatakan bahwa itu sama membosankannya seperti kentang. Toh, bila dipercantik dengan tambahan sentuhan kemewahan rasa dan bumbu, sebutir kentang pun dapat dibuat cukup lezat sehingga mengundang keinginan untuk menyantapnya."

Jadi dimulailah putusan hakim dalam sebuah kasus pengadilan Australia yang menarik tentang sebuah kripik kentang yang sangat lezat, sebuah kudapan yang terbukti begitu populer sampai-sampai menyatakan kentang itu "cukup" lezat sehingga mengundang keinginan untuk menyantapnya" dianggap sebagai sebuah pernyataan yang meremehkan.

Gary Leech, ketika bekerja sebagai seorang petugas pelayanan pertanian untuk Arnott's pertama bersinggungan dengan kripik kentang komersial yang dimasak secara manual pada 1984, ketika mengadakan perjalanan bisnis ke AS, dan dia berpikir ide itu bisa berhasil di Australia. Pada 1987, Leech meninggalkan Arnott's dan membangun kemitraan dengan empat pengusaha Sydney lainnya - Leo Schultz, Andrew Mandrides, Ivan Tomasich, dan Ralph Gilbert Schultz- yang tengah menjalankan bisnis penjualan produk kentang segar grosiran dan sedang mencari sesuatu yang baru.

Leech mengaku menghubungi sebuah perusahaan Amerika bernama Martin's, yang sukses memproduksi kripik kentang rumahan secara massal, dan setelah menerima nasihat dan peralatan, kemitraan itu mendirikan toko di sebuah pabrik kecil di Waterloo, Sydney. Pada Desember 1989 mereka mencoba menggoreng kripik kentang dengan cara tradisional - hanya menggunakan kentang, minyak sayur dan garam - dan siap menjualanya dengan nama Kettle Chips. Produksi pertama Kettle Chips cukup sempurna - keras dan sangat renyah dengan bentuk pinggiran tidak teratur yang alami- dan kemitraan itu tahu mereka memiliki produk yang potensial.

Mereka memiliki sedikit uang untuk mengembangkan sebuah paket alumunium yang menarik mata, tapi tidak punya uang untuk beriklan. Jadi pada 1989, Andrew Mandrides yang bertindak sebagai manajer pemasaran perusahaan, berkeliling dan memasarkannya melalui telepon ke toko-toko bahan makanan, gerai makanan siap saji, toko minuman keras, agen surat kabar, bioskop, toko bahan kimia, gerai penyewaan video - di mana saja yang menjual kudapan.

Awalnya para pemilik toko menolak merek baru ini. Pada saat itu pasar makanan ringan di Australia didominasi produk multinasional, khususnya merk Smith's yang menjual begitu banyak jenis kripik kentang tipis. Tapi tim ini, tang bekerja 17-18 jam sehari, terus bekerja dengan tekun, membuka paket demi paket dan membujuk para calon pembeli untuk mencoba kripik mereka. "Saya tahu saya tengah duduk di atas sebuah tambang emas ketika kami keluar dan membuka bungkusan untuk orang-orang," kata Mandrides. Kripik kentang rasa pedas ini cukup sukses di pub-pub, dia mengenang, karena mendorong para pelanggan untuk minum bir lebih banyak.

Produk mereka terjual. Dan terjual. Dan terus terjual. Dalam dua tahun, tanpa dukungan iklan, dan tanpa penjualan melalui supermarket, Kettle Chips telah merebut lima persen pangsa pasar.

Truk-truk berukuran sedang keluar-masuk pabrik Kettle sepanjang hari, beberapa diantaranya, menghantarkan berton-ton kentang yang kini dibeli Kettle setiap pekan; truk-truk lainnya begitu bersemangat memuat kardus-kardus kentang sampai-sampai para sopirnya ikut membantu. :Kami tidak bisa memenuhi semua permintaan," tutur Mandrides.

Para pemain besar mulai memberikan perhatian. Para pemilik toko melaporkan bahwa para pesaing Kettle menawari mereka 200 dolar  Audtralia dalm bentuk produk gratis jika mereka menurunkan Kettle Chips dari rak-rak penjualan mereka. Tapi para pemilik toko menolak atau menaruh kembali Kettle Chips ke atas rak begitu perwakilan perusahaan-perusahaan besar itu pergi. "Waktu itu ada begitu banyak kesetiaan," kenang Mandrides.

Lalu, pada April 1992, sebuah oriduk saingan bernama Smith's Country Kettle Chips mendadak muncul, didukung kampanye iklan besar-besaran dan dukungan supermarket. Produk Smith's ini tampak sangat mirip dengan Kettle Chips yang asli, sampai pada kemasannya yang berukuran sama, berhuruf dan warna yang mirip, dibuat dari alumunium foil yang serupa, bahkan bergambar depan yang mirip : kuali tradisional yang tengah dijilat api dari bawah. Untuk para pembeli awam, sulit membedakan produk dari Smith's dan Kettle Company.

Setelah dua tahun berada di pasaran, Kettle menikmati tingkat pertumbuhan dua digit, tapi begitu produk Smith's terpajang di rak-rak penjaulan, "Bum! Penjualan mulain mandek dan kami mulai mendapat laporan bahwa para pelanggan sangat kebingungan," ujar Leech.

Kemitraan Kettle Chips memutuskan mereka tidak memiliki pilihan selain menuntuk para pemilik Smith's, anak perusahaan Coca-Cola Amatil yang bernama CCA Snack Foods, atasp erilaku penyesatan sebagaimana yang tercantum dalam Trade Practice Act. "Setiap orang mengatakan kami gila karena berani menghadapi Coca-Cola, tapi kami sunggung tidak punya pilihan lain," kata Gary Leech. "Kami harus mempertahankan posisi kami atau mereka akan menghancurkan kami."

Pada Mei 1992, sekitar sebulan setelah kripik kentang tiruan itu mulai muncul, Kettle Cooked Chip Company memulai tuntutan di Pengadilan Federal, meminta injuction (perinta pengadilan untuk berbuat sesuatu) permanen terhadap para pemillik Smith's untuk menghentikan penjualan Country Kettle Chips, dan juga menuntut ganti rugi atas tindakan Smith's yang "memalsukan" produk merkea sebagai Kettle Chips yang asli.

Pengadilan Federal menyidangkan kasus itu pada 1993 dan memenangkan kemitraan Kettle Chips, memutuskan bahwa para pemilik Smith's memang telah "memalsukan" produk mereka sebagai Kettle Chips. Pengadilan menyatakan Smith's bersalah atas tindakan penyesatan. "Jika ditempatkan berdampingan, maka kedua kemasan sangat mirip satu sama lain," hakim memutuskan. Dokumen-dokumen yang diajukan ke pengadilan mengungkapkan bahwa Smith's terus mengawasi Kettle Cooked Chips Company, mencatat dalam laporan internal 1990 mereka bahwa Kettle Chips tengah "mendapatkan kesuksesan besar". Tapi, allih-alih mengembangkan sendiri proses memasak dengan kuali, Smith's mendapatkan cara untuk menggoreng kripik mereka dalam proses pabrikan konvensional yang hasilnya sangat mirip dengan cara memasak manual yang dilakukan Kettle Chips yang asli.

Niat sejati Smith's, menurut sang hakim, "adalah menampilkan kesan memasan manual, rasa "masakan rumah" yang dipahami benak publik sebagai bagian dari produk [Kettle Cooked Chip Company], yang dimasak manual dengan skala produksi yang relatif kecil, dan untuk menyesatkan konsumen dari kebenaran bahwa - dalam kasusnya sendiri- produksi massal terlibat di dalamnya."

Alih-alih mematuhi putusan pengadilan, Smith's memutuskan naik banding ke Pengadilan Tinggi Federal. Pada 1996, kasus ini memberikan dampak pad akemitraan Kettle Cooked Chips Company. Perusahaan kini bernilai 20 juta dolar Australia dengan keuntungan sekitar 2,3 juta dolar Australia per tahun dan proyeksi-proyeksi menunjukkan perusahaan ini akan tumbuh menjadi sebuah bisnis bernilai 70 juta dolar Australia. Kemitraan menerima tawaran dari perusahaan multinasional Arnott's senilai 26 juta dolar Australia.

Persidangan kasus dilanjutkan dan setelah disidangkan dua kali lagi, pada 1999, Pengadilan Federal memutuskan kemitraan Kettle Chips menerima ganti rugi 11,1 juta dolar Australia.

Kemitraaan itu berpisah setelah penjualan pada Arnott's. Mandrides kini menjual jenis cokelat baru yang dibuat dari kedelai dan Leech menjabat sebagai CEO sebuah perusahaan bernama Boutiques Snacks, yang kini membuat serangkaian popcorn berbumbu dalam kemasan.




... to be continue ... DYSON

Sunday, October 19, 2014

FOR SALE : 3 MINI NOTES CANTIK (@ Rp. 3.500,-)

DIJUAL SISA STOCK !!!

3 buah mini notes dengan spesifikasi  :
- ukuran 9 cm x 7 cm x 0,5 cm
- motif langsung lihat di pic
- kondisi 100% BARU

harga satuan Rp. 3.500,- kalau DIBORONG SEKALIGUS Rp. 10.000,- exclude ongkos kirim

berminat untuk membeli, sms ke 085888867755


terima kasih





FOR SALE ; ISI PENSIL MEKANIK (@ Rp. 2.000,-)

JUAL SISA STOCK!!!

ISI PENSIL MEKANIK dengan spesifikasi :

- 1 box isi 20 pcs
- 2B - kualitas made in China
- gambar unyu
- Barang BARU semua !!!

harga satuan Rp. 2.000,- saja, SISA STOCK 7 box, mau ambil semua DIJUAL MURAH Rp.10.000,- dan BELUM TERMASUK ONGKOS KIRIM ya...


bagi yang berminat untuk membeli silakan sms ke 085888867755

terima kasih.







Wednesday, October 15, 2014

WEBSITE RESMI TOKOYOZA


MARI KUNJUNGI JUGA WEBSITE RESMI KAMI DI 


http://tokoyoza.com/


owner dan produk sama koq... dan yang pasti jangan lupa untuk sms ke 085888867755 untuk pemesanan


TERIMA KASIH

Wednesday, October 8, 2014

NOT FOR SALE : 100 GREAT BUSINESS IDEAS - part 1

100 GREAT BUSINESS IDEAS
Ide-ide Unik di Balik Sukses Bisnis Miliaran Dollar

oleh Emily Ross & Angus Holland



Bab 1 :
Jalan Panjang Penuh Liku



LIQUID PAPER
Dari hal-hal kecil, tumbuhlah hal-hal besar

Lahir pada 1924 di Texas, Bette Graham, seorang ibu tunggal yang ingin menjadi artis namun demi membiayai anak lelaki kecilnya, Michael, dia terpaksa menjalani hidup sebagai seorang sekretaris. Dia mulai kerja untuk Texas Bank & Trust pada 1951 dan, sekalipun kemampuan mengetiknya buruk, Graham cukup berhasil menjadi seorang sekretaris eksekutif untuk ketua dewan direksi. Pada era 1950-an, ini posisi tertinggi yang dapat dicapai seorang wanita dalam tangga karier korporat.

Di masa itu, mesin tik listrik mulai merambah ke kantor-kantor di Amerika. Mesin tik ini ternyata membuat Graham sangat pusing karena pita karbon yang digunakan bisa membuat pekerjaannya sangat berantakan. Hampir mustahil menyingkirkan kesalahan ketik (seperti yang selalu dilakukannya) tanpa meninggalkan noda tinta pada kertas.

Graham mendapatkan ide untuk membuat Liquid Paper ketika para tukang cat mengecat jendela bank untuk menyambut masa liburan. Ketika ada kesalahan pada pengecatan dekorasi jendela, noda itu pun ditutup dengan cat putih. Nah, mengapa Graham tidak dapat melakukan itu ketika dirinya mengetik?

Dia mulai menggunakan cat tempera putih berbahan dasar air dan sebuah kuas tipis untuk menutup kesalahan ketiknya dan menamainya Mistake Out. Dia mencampur Mistake Out di dapurnya, menggunakan keahlian artistiknya untuk mencampur cat sehingga warnanya cocok dengan warna kertas. Bosnya tidak pernah memerhatikan cat yang disapukan Graham pada lembar dokumen dan selama lima tahun dia menyimpan rahasia produknya itu. Tapi akhirnya, para koleganya mengetahui produknya itu dan meminta Graham berbagi senjata rahasianya dalam mengatasi salah ketik. Dia menjual botol Mistake Out pertamanya pada 1956.

Resep Mistake Out berkembang dari waktu ke waktu karena Graham selalu ingin memperbaiki produknya untuk menjadi lebih kental dan lebih cepat kering. Karena tidak sanggup membayar jasa seorang ahli kimia, Graham yang panjang akal pun menyewa seorang pemasok peralatan kantor, seorang guru kimia dan seorang teman dari sebuah perusahaan cat untuk membantunya menyempurnakan produk tersebut. Ketika Mistake Out semakin populer, putranya, Michael dan teman-temannya membantu mengisi botol-botol dengan larutan cat oles putih di garasi Graham.

Graham memiliki produk yang baik, yang diubah namanya menjadi Liquid Paper pada 1958, tapi jelas suksesnya bukan terjadi dalam semalam. Dia terus bekerja di bank, mengurusi bisnisnya sepulang kerja, meramu larutannya di dapur, mengepak dan mendistribusikan produknya dengan memanfaatkan garasinya. Pada 1957, dia sanggup menjual 100 botol dalam sebulan. Liputan dari sebuah majalah untuk para pemasok peralatan kantor menambah tingkat turnover-nya menjadi lima kali lipat dan bisnis itu menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Graham mulai meriset cara-cara mengembangkan bisnisnya lebih jauh dan mempromosikan produknya, dan sering menjual produknya kepada para pemasok peralatan kantor melalui telepon.

Pada 1958, Graham dipecat dari bank karena menggunakan blangko perusahaan untuk salah satu perjanjian penjualan Liquid Papernya. tapi kini dia justru memiliki waktu untuk mengurusi bisnis Liquid Papernya karena jumlah pemesanan terus meningkat.

Bisnis Graham terus berkembang. Dia menyewa tenaga paruh waktu, tapi baru pada 1961, sepuluh tahun setelah dia pertama kali meramu larutan pengoreksi ketikan itu, Graham menyewa pegawai purna-waktu. Pada 1964, kantor pusat Liquid Paper dipindahkan ke sebuah bangunan yang didirikan secara khusus di halaman belakang rumah Graham. Pada 1968, perusahaan sudah punya modal cukup besar untuk membangun sebuah pabrik dan sebuah kantor pusat. Kantor pusat Liquid Paper dibangun di Dallas dan berdasarkan instruksi Graham, juga didirikan sebuah pusat penitipan anak dan perpustakaan. Selama era 1960-an, permintaan Liquid Paper terus melambung dan pada 1969 perusahaan ini telah memproduksi satu juta botol per tahun. Pada 1972, lima juta botol terjual tiap tahun dan penjualan terus meningkat.

Graham pensiun dari perusahaan pada 1975 dan memusatkan perhatiannya pada filantropi, kegiatan amal bagi kesejahteraan wanita dan seni. Dia meninggal pada 1980, di usia 56 tahun, hanya enam bulan setelah menjual bisnisnya pada Gillette seharga 47,5 juta dolar AS, meninggalkan kekayaan dan royalti bagi putra satu-satunya, Micahael Nesmith (seorang anggota band pop The Monkees dan salah seorang pelopor "Pop Clips", sebuah prototipe untuk MTV), dan bagi badan amal-badan amal yang didirikannya.

Seorang penganut Christian Science, Graham dikenang sebagai seorang feminis yang karyanya menunjukkan pada semua orang tentang apa yang dapat dilakukan seorang wanita, di masa ketika mereka seringkali tidak dipandang melebihi perannya sebagai ibu rumah tangga.